SELAMAT DATANG

Mengenal Soeparman, Kaum dan Predatornya

Posted on
  • Dec 26, 2012
  • by
  • Muhamad Tajul Mafachir
  • in
  • Label:

  • Salam teman teman, untuk kali ini. Perkenankanlah saya untuk mengenalkan sosok/seseorang, Soeparman. Ia adalah teman baik saya, sahabat lebih tepatnya. Saya mengenalnya lebih dari satu tahun yang lalu, tepatnya di 2011 lalu. Ceritanya panjang –sekarang singkat ajha dulu ya.

    Soeparman, ya, begitulah ia biasa kusapa. Dan teman teman dekatnya menyapa. Dia adalah sosok manusia, namun tidak utuh. Kerna dia wereng. Namun juga tidak utuh sebagai hewan. Dia lah manusia wereng, atau wereng yang menyerupai manusia?

    Saya mengenalnya, ketika itu nama dia melejit di dunia pers . Lantaran keberanian dia dalam mengungkap kan sindikat makelar kasus yang melekat di tubuh cabinet presiden Abhi Nistha (Presiden negri Ngestina, perawakan gemuk, peragu dan pecuca-pecucu). Ia kala itu, dianggap satu satunya hewan yang berani mengungkapkan fakta dan kebenaran. Konon, dengan menggunakan kemampuan istimewanya, mampu menangkap dan merekam pembicaraan manusia (Matamata) yang terjadi diantara sindikat markus. Lalu menyampaikannya di ruang publik, ia tersohor sebagai Soeparman, si wereng istimewa. Ia mengaku mampu menyadap pembicaraan, kerna dia dianugrahi oleh sang hyang widhi, di kehidupan kedua, mampu mendengarkan suara dengan frekuensi paling kecil sekali pun dan merekamnya. Terakhir, dia mengaku juga bahwa, dia mampu memasuki dan menelisik masuk ke rongga rongga vital, bahkan terkecil yang dimiliki manusia.

    Dulu ia pernah bercerita, dan berkata kepadaku mengenai asal muasalnya “ya, saya ini dulu bosan menjadi manusia sepertimu, saya kenal betul manusia. Sampai suatu hari, saya sowan betara guru, dengan membawa Begawat Gita yang kreshna berikan sebelum kematiannya. Saya sowan, mencari rekom, untuk bisa protes kepada Sang Hyang widhi, mbok ya saya diberi kesempatan untuk tidak menjadi manusia. Akhirnya, beliau melunaskan permintaan saya; moksa, dengan syarat, harus menapaki jalan dharma secara benar. Saya jalani. Dan akhirnya…..”, dia berkata seperti itu. –singkat saja ya, nanti lengkapnya saya ceritakan di berbagai bab, mengenai asalnya dia darimana.
    Pertemuan kami, di salami oleh cuaca yang baik. Kami pun saling kenal dan menjadi sahabat. Sangking sahabatnya, saya relakan untuknya numpang, dan menetap seatap di kos kosan sederhana saya. Maklum, jujur, saya terpesona terhadap keberanian dia di ruang publik, tersihir pesona charisma sahajanya. Yang pada akhirnya juga, saya belajar banyak darinya menganai kehidupan. Saya pun rela, bahkan jika harus mendengarkan celotehnya berjam jam, ia penuh hikmah saya kira. Selain cerdas, saya bisa menyimpulkan bahwa wereng yang satu ini, juga tanggap dalam segala hal.

    Bertanya mengenai sosoknya? Ah, jangan dulu. Dia terkadang menjadi sosok –rupa aslinya, sebagai wereng; dalan segala jenis; coklat, hijau gudir dll. Juga terkadang dia menjadi, ah, sosok manusia. Percaya gak? –kalau kepepet, sebut saja sahabat saya Soeparman itu siluman wereng.

      <<<< (jenis Nephotettix spp) yang seperti ini, ini namanya wereng lokal. Kerna jenis wereng seperti ini sering dan banyak kita jumpai. Di desa AbalAbal kecamatan AnginAngin, wereng jenis ini biasa penduduk setempat menyebutnya dengan nama, wereng gudir; kerna warna hijaunya mirip dengan gudir.




     <<<< Kalau wereng jenis ini, lumayan. Lumayan sereng sepak terjangnya. Dia type wereng penyerang, kaveleri? bukan. Kalau bangsa manusia; Kita, menyebut wereng jenis ini sebagai hama tanaman -terutama padi, yang sangat berbahaya dan merugikan. Belum lagi wereng jenis coklat -Klasik ini juga sering menyerang warga melalui gigitan gigitan yang melepuhkan kulit. Serangga kecil ini menghisap cairan tumbuhan dan sekaligus juga menyebarkan beberapa virus (terutama reovirus) yang menyebabkan penyakit tungro. Kejam !!



    Awas pokoknya, jangan banyak mendekati wereng jenis ini. Jika teman teman menemui wereng berwarna coklat, klasik ini dimana saja, dijalan, di warung, di kelas, di sawah, di kafe, di mall. Awas, jangan sekali kali mencoba mendekatinya, apalagi ketika si Wereng terlihat kusut, sumpek, dan tampak bokek. Itu bisa mengakibatkan anda menyesal 3 hari.


    Wereng jenis klasik ini memang berbeda dari jenis wereng Hijau itu; Lokal. Wereng yang bernama binomial Nilaparvata lugens ini, masih keluarga Delphacidae. (aku tambah bingung sendiri, ).

    Namun selain kedua jenis wereng diatas, ada juga jenis wereng yang biasa kita sebut wereng punggung putih (Sogatella furcifera). Namun wereng jenis ini tidak banyak ditemui. Mungkin mati dimakan predator mereka? "hah? wereng kan pahit, ga banget dec".

    ya, wereng memiliki beberapa predator tetap mereka, diantaranya;

    Laba-laba serigala (Pardosa pseudoannulata),







    Laba-laba bermata jalang (Oxyopes javanus),

     Laba-laba berahang empat (Tetragnatha maxillosa),


    Kepik permukaan air (Microvellia douglasi),

    Kepik mirid (Cyrtorhinus lividipennis),




    Kumbang stacfilinea / Tomcat (Paederus fuscipes),


    Kumbang koksinelid (Synharmonia octomaculata),


     Kumbang tanah atau kumbang karabid (Ophionea nigrofasciata),


     Belalang bertanduk panjang (Conocephalous longipennis), 


    Capung kecil atau kinjeng dom (Agriocnemis spp.)

     Dan diantara sejumlah predator wereng itu, ada spesies/ras yang masih terjaga dan ada pula ras yang sudah akibat pola tanam dan pengelolaan pertanian yang tidak sehat dan tidak ramah lingkungan.  Hiks... Ciyuuuus? Miapah?



    "Nanti dulu ya, saya lagi bercerita tentang Soeparman dahulu "

    Well, bahkan tanpa mungkin teman teman sangka ya, Soeparman Pada suatu ketika bisa jadi ia menjelmakan diri seperti gambar dibawah ini.




    Perlu kita garis bawahi, Soeparman adalah sosok manusia yang mirip wereng. Dia bisa berubah sesuka hatinya, melihat kondisi dan situasi yang menyelimutinya. Namun tetap, esensi dia adalah manusia wereng, atau wereng yang menyerupai manusia?

    0 komentar:

    Post a Comment

     photo Joel2_zps6bff29b6.jpg