SELAMAT DATANG

Ma... CINTA ITU Ma, BUKAN

Posted on
  • Sep 14, 2012
  • by
  • Muhamad Tajul Mafachir
  • in
  • Label: ,

  • Kini malam mengasingkan siang
    Seperti kelelawar tersalip dipangkal pahamu
    Kini cinta telah bermuka usang
    Seperti terpaut antar ruang disebagian bibirmu

    Kau adalah senja
    Begitu kataku padamu
    Penuh mega dan pilihan warna

    Cukupkan aku pada senjamu
    Maka tak ku kejar kelanamu

    Ma…
    Aku ini telah dewasa ma,
    Maka Bolehlah aku menyentuh cinta

    “JANGAN”
    Katanya

    Ma…
    Bukankah cinta ini hal biasa
    Bagi orang orang dewasa ma

    “TIDAK”
    Katanya

    Ma… (aku mulai bernada tinggi)
    Biarlah aku mengenalinya ma,
    Sebentar saja

    “PERCUMA”
    Katanya

    Ma… (Aku mulai menangis penuh cerca tanya)
    Bolehkan aku memandangnya ma,
    Sekelebat sahaja

    “TAK USAH”
    Katanya….

    Ma… (AKU BERTERIAK)
    Bukankah aku ada karna cinta ma,

    “…..”
    Dia berdiam, bukan tak ada jawaban


    Hening,
    Bening, kering
    Tertera di kening
    Yang semburat mencetak retak ratak beling
    Maka aku kembali bercerita;
    …. Seperti sediakalanya cinta
    terhadap paduan suara
    di bukit bukit jiwa bertemu tuhannya

    Seperti sedia kala datangnya
    Selalu penuh Tanya dan bara
    Ku helai badan yang tak berkesudahan
    Sesudah kena tersohor ribuan kesakitan


    ……
    Rupa rupanya masa telah dewasa
    Banyak cinta tercecer tidak hanya diperut orang dewasa
    Bahkan menyerang bayi, balita, anak dan juga waria

    (Relung relung mengandung jutaan anak
    Tanpa bapak
    Bahkan menginjak usia dan dewasa
    Seperti sedia kalanya senja
    Datang dengan cinta menilas dosa)

    Cinta boleh sekali kau sua
    Namun asmara siapa kira
    Ia bisa saja menjelma
    Atau bahkan kau diperdaya olehnya

    Rupa rupanya masa telah dewasa
    Kau boleh menimang bayi dewasa milik siapa saja
    Atau bahkan membumbungkannya kedalam selokan tetangga
    Sembari tak henti henti mencetak noda noda
    Bekas darah rahim yang kau betot bayinya

    Rupa rupanya masa telah dewasa dengan cinta
    Perumahan, toko, apartemen semua terlapis baja cinta
    Bahkan jahitan baju yang kau pakai
    Adalah sulaman kain wanita wanita penuh cinta

    Seperti fatamorgana
    Semakin kau dekat semakin hilang rupa
    Kau percaya
    ….
    Aduh ma…
    Seperti desir aku diombang ambingkan keadaan ma,
    Tuhan seperti ditikam. Dibalik seprai penuh noda ma

    Maka kutulislah sajak, kepada cinta bermuka muram saja ya ma…

    Kepada cinta bermuka muram,
    Kutitipkan sajak, dengan goresan kusam
    Kearah langit, dia menengadah
    Menunggu sajak, datang menjamah
    Bersama dengan masa
    Dimana, lembayung dan bulan tak lagi bergeming
    Terseret oleh derai badai membengkalai
    K’rana entah mengapa, kultur pun ikut terbawa luntur
    Oleh Guntur, kepulauan sanur
     Kepada cinta bermuka suram,
    Ku lukiskan sejenak, diriku yang muram
    Oleh segenlintir dan onggok perbuaian
    Sebab terbuai, adalah melerai
    Sebab melerai, adalah menderai
    Sebab menderai, adalah menjibaki
    Sebab menjibaki, adalah
    Arrrrghh…Semuanya basi
     Kepada cinta bermuka suram
    Kutitipkan rinduku, henyak oleh temaram malam
    Kutitipkan, sebuah symbol tak berlabirin
    Pada cinta muram berdinding
     Kepada cinta bermuka suram,
    Ku sebut dirimu, tak semenyeramkan
    Dan sesakral yang ku kenal
    Tumbuh jiwajiwa lain
    Entah aku atau kamu yang salah
    Jelas cerita, para tokoh enggan untuk mengalah
    Sebab jiwajiwa lain itu
    Telat usah tuk di babat
    Tumbuh besar dan riang, dalam
    Sanubari jiwa lain, menenangkan
     Aku tak banyak menahu,
    Tibatiba saja, setelahku terbangun
    Kau tikam aku, dengan cercaan pertanyaanmu
    Nota kesalahan
    Kau buatbuat,
    atau kau diperbuat oleh perdaya
     sejak saat itulah,
    jiwamu, bias dan sedikit saja tersisa
    sebab kisah lama, yang tak mungkin ku melupanya
    meski, jiwamu bias
    dan jiwa lain, mulai kutangkap menghempas

    Aduh ma…
    Akupun mulai malas bercerita tentangnya,
    Ku sudahi saja ya ma…



    Khartoum, 14 Sept 2012

    1 komentar:

    Anonymous said...

    Mamamamamamamahaaaaarni

    Post a Comment

     photo Joel2_zps6bff29b6.jpg