Aku
terkilir,
Deras air
mengalir
Menyemai
rupa racun bias anyir
Menetas
anak pinak
Menindas
gagal pinak kita dengan bringas;
Keadaan
perlahan membusuk
Mencongkak
buaian malam tanpa bintang
Seraya
menambah deadoran
Menepis
bauBau basin
Yang tumbuh
di SelaSela perhelakan
Aku yang
desau,
Kau seretku
tuk merisau
Melelapkan
lengah lenguhku bergalau
Bersamamu
yang terus sejak daritadi tak henti mengigau mericau
Saudara,
Saudari.
Retaskan
semua terbenak dalam sanubari….
Retaskan…
Retaskan…
Retaskan…
Pentaskan,
kemudian tunjukan.
Tunjukan,
kemudian serahkan.
Apa itu
kesalahan ataukah hanya anggapan
Tentang
henyak hilir hulu perhelakan semata.
Malam,
Kelam
Diam
kemanakah
bintang bertebaran
Saat
bencana menyapa?
Bertebaran
anaiAnai bak memuai
Melepas lengan
dan omongan
Seraya
melepas janjiJanji kesejahteraan.
Meretas
bias, terpatok di kepala congkak.
Terkilir
mungkur di ujung otak otak kufur
terkilir
diujung mulut yang mungkur
bersama
puluhan calon dewan yang gugur
0 komentar:
Post a Comment