Sajak kemiskinan
Muhammad tajul mafachir
Oh, kemiskinan...
Itu seperti rantai rantai kapal feri
Mengikat jeruji besi tua kemudian
Menghantarkannya menuju penghulu segala cuaca
Menemui badai, angin, dan ombak besar
Terkadang menjadi kalangkabut
Terkadang hidup menuju kematian bangkrut
Atau terkadang tersenyum dilambung yang kering
Seperti serigala, singa, nimr, harimau
Dia menerkam segalanya
Tanpa perduli siapa kamu atau aku
Ia merajai semua kolaps emosi dan nafsu
Mengubah semua tentangmu menjadi makananku
Mengubah semua pemberianmu menjadi ejaanku
Kemiskinan, oh kemiskinan....
Orang orang yang bergantung di bawah kolong jembatan
Entah apa yang tiap hari mereka makan
Mereka seolah tegar menapaki kehidupan
Berjalan disetiap liku laku dan sisi
Menyusur setiap kawat kawat dan duri duri
Tapi,
Jangan pernah berkata jika mereka senantiasa dalam bahagia
Dengan keadaannya. Yang sedang menimpa lilitnya.
Jangan, jangan dan jangan....
Sebab sungguh benar adanya mereka benar benar dalam keadaan sengsara.
Mungkin seringkali kau tertipu dengan senyumnya,
Justru itulah kenapa kau tak mau dianggap buta
Mengikis setiap senyum dengan tanda tanya bahagia
Tanpa membekas menghapus dahaga atau kenangan suram
Yang menyesatkan di ruang dengan ribuan pintu kesuram suraman
Oh tuhan,
Aku tahu memang kau tak pantas ku salahkan
atas semua kemiskinan Yang menjijikan
Menjilat setiap seluk suluk kemaluan kemaluan
Wanita wanita tanpa pandang rupa warna
Berlendir, basah serta bau anyir
Menyerbak mengganggu tidur malamku
Kerna suara peminta minta terus memekakkan telingaku
Oh tuhan,
Bukan takdir yang hendak kusalahkan
Namun tangan tangan satu kaki yang berjalan
Tanpa Asih alih alih menimang kekuasaan
Merajai, merampas, menyunat, menyerobot hak hak rakyat
Sembari terus mengirim pengkhotbah pengkhotbah ke pelosok kota
Agar menyeru untuk tetap tabah
terus kudengar dari mercusuar mercusuar
Kosong, gelap tanpa makna dan harapan
Sembari tak henti henti aku memuji
Setan jenis apa yang sedang ia rasuki
Ketika berkata,
'bersabarlah, kerana semua ini kehendak tuhan'
Dengan gaya hiper dewasa ia berkata
Sambil menutup rapat rapat lubang sakunya
Ku sapu pandang setiap mata
kering kosong tanpa upaya
Dari utara hingga menjumpa barat daya
Seperti terjerat masa, kosong tak berdaya
Kau berkata,
" tapi aku tetap bahagia"
Omong kosong memang berupa rupa
Aku pun mengaduh,
Seandainya demikian ini kehendakmu tuhan
Pasti kau tuhan jadi jadian
Sebab kehendakmu adalah interpretasi kebaikan
Sedang tangan tangan itu, senantiasa kau bebaskan berjalan
kemiskinan selalu melahirkan
Orang orang miskin yang terlahir miskin sejak dalam kandungan
Karenanya selalu menjijikan
Jikalau kemiskinan tak segera dituntaskan
Mari bergerak, berjalan
Mengentaskan, menuntaskan kemiskinan
Sebab bahkan dengan upaya segalapun bisa
Bermimpi pun bisa berubah nyata
Bukankah begitu, saudara?
Jika tanpa upaya sedikit pun,
Takdir kelak mohon ampun
Karna kemiskinan bukanlah takdir
Melainkan harapanmu bertemu khidir
Khartoum, 2012
0 komentar:
Post a Comment