SELAMAT DATANG

Kemiskinan

Posted on
  • Aug 23, 2012
  • by
  • Muhamad Tajul Mafachir
  • in
  • Sajak kemiskinan
    Muhammad tajul mafachir



    Kemiskinan 
    Oh, kemiskinan...
    Itu seperti rantai rantai kapal feri
    Mengikat jeruji besi tua kemudian
    Menghantarkannya menuju penghulu segala cuaca

    Menemui badai, angin, dan ombak besar
    Terkadang menjadi kalangkabut
    Terkadang hidup menuju kematian bangkrut
    Atau terkadang tersenyum dilambung yang kering
    Seperti serigala, singa, nimr, harimau
    Dia menerkam segalanya
    Tanpa perduli siapa kamu atau aku
    Ia merajai semua kolaps emosi dan nafsu
    Mengubah semua tentangmu menjadi makananku
    Mengubah semua pemberianmu menjadi ejaanku

    Kemiskinan, oh kemiskinan....
    Orang orang yang bergantung di bawah kolong jembatan
    Entah apa yang tiap hari mereka makan
    Mereka seolah tegar menapaki kehidupan
    Berjalan disetiap liku laku dan sisi
    Menyusur setiap kawat kawat dan duri duri
    Tapi,
    Jangan pernah berkata jika mereka senantiasa dalam  bahagia
    Dengan keadaannya. Yang sedang menimpa lilitnya.
    Jangan, jangan dan jangan....
    Sebab sungguh benar adanya mereka benar benar dalam keadaan sengsara.

    Mungkin seringkali kau tertipu dengan senyumnya,
    Justru itulah kenapa kau tak mau dianggap buta
    Mengikis setiap senyum dengan tanda tanya bahagia
    Tanpa membekas menghapus dahaga atau kenangan suram
    Yang menyesatkan di ruang dengan ribuan pintu kesuram suraman

    Oh tuhan,
    Aku tahu memang kau tak pantas ku salahkan 
    atas semua kemiskinan Yang menjijikan
    Menjilat setiap seluk suluk kemaluan kemaluan
    Wanita wanita tanpa pandang rupa warna
    Berlendir, basah serta bau anyir
    Menyerbak mengganggu tidur malamku
    Kerna suara peminta minta terus memekakkan telingaku

    Oh tuhan, 
    Bukan takdir yang hendak kusalahkan
    Namun tangan tangan satu kaki yang berjalan
    Tanpa Asih alih alih menimang kekuasaan
    Merajai, merampas, menyunat, menyerobot hak hak rakyat
    Sembari terus mengirim pengkhotbah pengkhotbah ke pelosok kota
    Agar menyeru untuk tetap tabah 
    terus kudengar dari mercusuar mercusuar 
    Kosong, gelap tanpa makna dan harapan
    Sembari tak henti henti aku memuji
    Setan jenis apa yang sedang ia rasuki
    Ketika berkata, 
    'bersabarlah, kerana semua ini kehendak tuhan'
    Dengan gaya hiper dewasa ia berkata
    Sambil menutup rapat rapat lubang sakunya

    Ku sapu pandang setiap mata
    kering kosong tanpa upaya
    Dari utara hingga menjumpa barat daya
    Seperti terjerat masa, kosong tak berdaya
    Kau berkata,
    " tapi aku tetap bahagia" 
    Omong kosong memang berupa rupa

    Aku pun mengaduh,
    Seandainya demikian ini kehendakmu tuhan
    Pasti kau tuhan jadi jadian
    Sebab kehendakmu adalah interpretasi kebaikan
    Sedang tangan tangan itu, senantiasa kau bebaskan berjalan

    kemiskinan selalu melahirkan
    Orang orang miskin yang terlahir miskin sejak dalam kandungan
    Karenanya selalu menjijikan
    Jikalau kemiskinan tak segera dituntaskan

    Mari bergerak, berjalan
    Mengentaskan, menuntaskan kemiskinan
    Sebab bahkan dengan upaya segalapun bisa
    Bermimpi pun bisa berubah nyata
    Bukankah begitu, saudara?

    Jika tanpa upaya sedikit pun,
    Takdir kelak mohon ampun
    Karna kemiskinan bukanlah takdir
    Melainkan harapanmu bertemu khidir







    Khartoum, 2012

    0 komentar:

    Post a Comment

     photo Joel2_zps6bff29b6.jpg