Tanganku, kembali kaku k’rana bayangmu tak lagi bersamaku
Kakiku, kembali mengayuh. Mengerang kesakitan.
Kepalaku, kembali pening. Mengharap datang kembali hening
Jiwa riangku, pudar tanpa arah mengarah
Terbabat sayat, liuk aroma tanpa hayat
Sementara, aku bertahan. dirimu menghancurkan
Sementara, aku terjaga. Kau begitu tega
Sementara, aku berjalan. Lakonmu menyerimpungku
Sementara, aku membaca. Kau selalu mengacaukannya
Sementara, aku berjujur kata. Entah k’rana apa. Tibatiba saja kau muntah
Sementara, aku berlagak teguh. Menyuruhku belajar mengeluh
Sementara, aku bersikap layu. Terkikih kau merayuku.
Kembali mengadu, untuk sebuah syahdu
Menarik kata rindu, membungkam tijaman lamamu
Merintih mengaduh dengan layu, seakan diriku hanya satu
Sebab engkau pun tahu, diri yang terjual ini
Sebagian paruh ada padamu
Separuh harga kuberikan, hanya untukmu.
Dan separuh lagi, kutiupkan padamu yang tertitipi
Sebagai harga mati.
Gubuk Derita, Khartoum 12 Februari 2012
0 komentar:
Post a Comment