"Dan Kematian memberikan kembali
harta tersebut untuk sebuah lagu.
Burung bulbul bernyanyi.
Menyanyikan tentang gereja yang tenang,
di mana bunga mawar putih tumbuh-
...di mana bunga murbei membuat udara manis-
...dan di mana rumput selalu hijau, basah
dengan air mata, dari mereka yang masih hidup.
Kerinduan nan dalam pada kebunnya.
Dari jendela terhembus kabut abu-abu
nan dingin saat kematian pergi.
'Terima kasih, terima kasih' ujar kaisar.
'Burung kecil dari Surga,
Aku tahu kau dari dulu kala.
Aku membuangmu sekali dari tanahku-
...namun kau tetap bernyanyi dari kejauhan,
wajah kejahatan dari tempat tidurku,-
...dan Kematian dari hatiku.
Bagaimana aku bisa membayarmu?"
'Kau sudah memberiku imbalan,
kata burung bulbul.
'Aku membuatmu menangis’,
ketika aku pertama kali bernyanyi untukmu.
Hati seorang penyanyi,
lebih berharga daripada semua batu mulia.
Tapi tidurlah sekarang, dan tumbuh segar dan kuat
sementara aku beryanyi.
Dia bernyanyi hingga kaisar terlelap,
dalam tidur yang menyegarkan,-
...sebuah tidur yang manis dan menenangkan.
Dia biasa membacakan itu untukku,
sebelum aku pergi tidur.
0 komentar:
Post a Comment