Malam,
sesak penuh dengan temaram,
bekelut, liakliuk menekam luka mencekam
dalam beranda jiwa yang kelam dalam
semilir, api berkoarkoar dengan dialek kepiawaian
yang muram.
Entah k'rana mengapa,
sajaksajak berjatuhan deras berjejak.
Menghempas ketinggian roman kesedihan.
Bertemakan kehidupan.
Sedikit bertema picisan
yang, kemudian menusuk setajam duri durian
sakiiiiit, memang.
Merebahkan sedikit upaya dalam kata
memang hanya tindakan,
yang mampu melunturkan kejanggalan.
Sebab, api mimpi ini
hanya tersulut kecil dalam angan
sebab, api mimpi ini
serupa serpihan mimpi tanpa tindakan
sebab, api mimpi ini
bisa jadi berbuah angin sepoi
hanya angin, angin, dan angin kehidupan.
Bertindaklah!!!
Menyisingkan lengan kemeja,
dan mulai bekerja.
Menjelmakan fiksi nyata
dan, membredel ulang kata menyerah.
Cambuk!!!
Lah, optimisme kalah.
Lah, kata pasrah
Lah, seruan jengah
Lah, hasrat menengadah
Lah, etos yang lelah
Lah, semangat yang melemah
dan jangan pernah beranjak enyah.
jika memang orang buta bijak,
tak kiranya ia tetap mengharap pada mata.
03.18
210212
0 komentar:
Post a Comment