Aku membacamu kawan,
Pada kerlinang airmata yang kau sembunyikan.
Pada secuil senyum yang kau tawarkan.
Pada kata pasi yang kau lontarkan,
Aku tahu kau bukan penipu,
Aku mencoba membacamu, kawan.
Aku menangkap tegap dadamu dengan balut duka.
Pada manis senyumu dalam sayatan luka.
kau berkata, tersenyum, semakin memperjelas dan menganga.
Aku hanya mencoba membacamu kawan.
Tak mungkin, ku lukiskan luka pada luka.
Mengadukan duka setelah duka.
Memperindah nestapa dengan tawa.
Sungguh naïf, jika kusematkan makna pada kata.
Sebagai pengganti kanvas atau pun sebatang pena.
Hingga, keramaian malam ini,
Terjibak dalam keheningan tawa.
Aku hanya mencoba membacamu
Kawan,
Dirimu dan dirinya, yang membacakan.
Dan kau yang mengartikan.
Khartoum, 20 malam hari. Tragedi 5230
0 komentar:
Post a Comment