Picik,
Dari arah
mana ku mulai.
Aku kehilangan
mata penaku,
Atau aku
yang sedang kehabisan tinta.
Jemu,
gundah, kehilangan titik awal.
Dan
Gelisah yang
sedang menggangguku.
Lensa fokusku
hilang.
Hatiku tak
selunak dulu,
Dia apatis
sekarang.
Ada reparasi
naluri?
Atau lensa focus?
Aku yakinkan,
bahwa awan masih terang.
Bertanda cuaca
baik.
Anginpun begitu.
Dimana dongeng
nurmala dengan kekuatannya?
Apa masih
ada dewi fortuna.
Aku persetan
dengan konspirasi murahan.
Aku butuh
hal baru dari sekedar tumpukan batu bata ini.
Apa kau
paham? “tidak”
Bagus!!!
Mataku sayu
melahap pemandangan layar kehidupan baru,
Hatiku beku
dengan tipuan muslihat tanpa arah,
Sedang mata
hatiku, ber kamuflase dengan keduanya.
Silih berganti.
Rasionalitas
dan ira nya bergandengan,
Bikin permainan
teka teki baru,
Kejelasan identitas.
Aku sedang
kritis,
Hampir angka
NOL yang kucapai.
Tak ada
input yang ku raup.
Hampir naïf.
Ku pejamkan
mataku,
Sudiku memandang
langit, hilang.
Memandang hijau
ciptaan-Mu, hilang.
Memandang elok
wanita-Mu, hilang.
Memandang aksiden
buatan -Mu, hilang.
aku acuh dengan pelayanan-Mu.
membuatku jenuh memerintah-Mu
Bagaimana aku "membuat" klimaks?
ONANI SAJALAH
0 komentar:
Post a Comment