...
Pernah kah dirimu, dengan tibaTiba pada sebuah ketika
tibaTiba saja merasa rindu, benci dan saling beradu
seraya hatimu seolah sedang senantiasa menoktak sebuah lukisan
yang bahkan, kamu sendiri pun tak menahu apa itu maknanya.
Pernah kah suatu ketika kau beradu seperti itu, sayangku?
Dengan secara tibaTiba merasa rindu yang sangat
Mengertap pada kenangan menumpuk dan saling melindap
Bak menidurkan putri kesiur yang lama telah tertidur
Bahkan ketika kamu kelak atau aku terbangun,
Aku tak yakin siapa kelak akan mampu mengeja
Setiap ejaan yang ku sorot di setiap bentuk huruf tak bersukhruf itu
Apa mungkin kamu, sayangku?
Seperti hati sedang berharap kesempatan untuk berteriak
Namun apalah daya hati, sedang kalut tak beriak
Seperti jiwa ini, sedang sendu merindu rindu
Namun apalah daya jiwa, sedang mengasing di ruang pengap gelap mengerjap
Pernahkah engkau, sayang?
Suatu saat menangis, dan bahkan untuk sekedar mengeluarkan airmata,
Kamu tak sanggup melakukannya….
Atau bahkan kau sangat rindu, dan namun tetapi untuk sekedar berucap
‘aku rindu kamu’, pun kau tak ada daya mengecap.
pernahkah engkau mericau,
sembari menggigil sambil bugil?
Kemudian mericau kalam menuju kelam
Hingga hatimu desau ke pelataran risau
Yang serta entah mengapa, airmata ikut melumer
Menganak di tepian danau dimana kita sering beradu malu
Pernahkah benakmu sentuh benakku disela kesibukanmu
Atau hati yang terus menerus kau hujani dengan caci ini
Sesekali kangen, pengen bersenggama dalam mimpi.
Alirkan desahan rindu yang sedari tadi menggumpal di nadi.
0 komentar:
Post a Comment