apa gerangan, daku untuk menghindar
selain, mengeja dengan terbata
apa maksud sang empunya.
menari nari, dalam naluri penuh birahi
untuk terus berujar, datanglah kesini
kurasakan relung relung ini
sedang menidurkan nuri pagi
ku pandangi sekitar,
pohon pohon, sedang enggan bersemi
di musimnya.
bukit bukit sedang berdiri tanpa nyali.
terik matahari, tak seterik dirimu kemaren petang.
adakah engkau lembayung?
seharusnya aku memamah terong gosong pagi itu.
sebelum ku buang, dan merasa pahit sebelum berujar lapar.
seharusnya aku mendengarkan, sebelum ku berlari dan menjauh.
kau paham apa maksudku?
tentang rasa pahit, tentang duri yang menujam
dengana ujungnya?
seharusnya kau ada, saat kubutuh seseorang tuk sulut rokokku.
damn, dirimu hilang bersama bayangan jinak yang kau ciptakan.
damn, dirimu terbias warna bersama fatamorgana.
damn, dirimu terurai oleh sisa bekas air hujan jeda tadi sore.
damn, dirimu membeku, oleh dinginnya perang yang sedang kita jalalani.
damn, dirimu menawarkan segala bentuk rasa, yang ku tanam sejak lama.
damn, dirimu membiarkanku untuk terus berujar.
'kemanakah kamu ilalangku?'
hingga, alam bawah sadarku sadar.
jika aku sedang tak sadar.
Wisma PCI NU sudan, Khartoum
20 Jan 2012
0 komentar:
Post a Comment